Bakti Raharjo
Just another WordPress.com weblog

Perilaku Menyimpang Pada Remaja

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengertian Perilaku Negatif Secara Etimologi

Perilaku negatif terdiri dari dua kata yaitu perilaku dan negatif. Secara bahasa perilaku berarti tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Sedangkan negatif adalah kurang baik, menyimpang dari ukuran umum.

Jadi, perilaku negatif menurut bahasa adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan yang kurang baik/menyimpang dari ukuran umum.

2. Pengertian Perilaku Negatif Secara Terminologis

Beberapa pakar sosiologi dan psikologi sosial, mengutarakan pengertian perilaku negatif atau perilaku menyimpang, diantaranya :

a. Dr. Saparinah Sadli (1977), perilaku menyimpang adalah tingkah laku yang dinilai sebagai menyimpang dari aturan-aturan normatif atau yang dinilai sebagai menyimpang dari pengharapan-pengharapan lingkungan sosial.

b. Robert M. Z. Lawang, perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang tersebut.

c. Bruce J. Cohen (1992), Perilaku menyimpang bisa didefinisikan sebagai setiap perolaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.

d. David Berry (1985) dalam bukunya “Pokok-Pokok Pikiran dalam Sosiologi” yang diterjemah oleh paulus wiroutomo, mengatakan bahwa penyimpangan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma, jadi tanpa norma sosial tidak akan ada penyimpangan.

Sehingga, dapat disimpulkan perilaku negatif atau perilaku menyimpang merupakan tingkah laku individu yang tidak sesuai norma-norma yang dibuat dalam lingkungan atau masyarakat tersebut.

3. Sifat-Sifat Perilaku Negatif / Menyimpang

Secara umum terdapat 2 (dua) sifat penyimpangan, yaitu :

a. Penyimpangan yang bersifat positif.

Dampak yang dihasilkan dalam penyimpangan ini bersifat positif dan masyarakat menerimanya karena tidak mengganggu struktur sosial. Contohnya emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang memunculkan banyak wanita karier.

b. Penyimpangan yang bersifat negatif

Dampak yang dimunculkan dalam penyimpangan ini bersifat negatif karena bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Tindakan dan pelakunya tidak diterima oleh masyarakat. Contohnya pembunuhan, pemerkosaan dan korupsi.

4. Macam-Macam Perilaku Negatif / Menyimpang

Perilaku negatif atau menyimpang dapat digolongkan ke dalam beberapa bagian, yaitu :

a. Tindakan kriminal dan kejahatan

Tindakan kriminal merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap nilai dan norma atau pelanggaran terhadap aturan dan perundang-undangan yang berlaku di masyarakat. Kejahatan ini ada yang dilakukan terhadap manusia, seperti : pembunuhan dan penodongan. Perilaku kejahatan yang dilakukan terhadap negara dapat dilakukan secara individu maupun kelompok, misalnya pembunuhan terhadap kepala negara, melakukan kudeta dan mengadakan kekacauan.

b. Kenakalan anak (Juvenile Delinquency)

Masalah kenakalan anak sering menimbulkan kecemasan sosial karena dapat menimbulkan kemungkinan gap generation sebab anak yang diharapkan sebagai kader penerus bangsa tergelincir ke arah perilaku yang negatif.

Perbuatan-perbuatan kenakalan anak itu dapat berupa pengrusakan tempat atau milik/fasilitas umum, penggunaan obat-obatan terlarang, pencurian, perkelahian atau tawuran dan sebagainya.

c. Penyimpangan sosial.

Penyimpangan seksual merupakan salah satu bentuk perilaku menyimpang dan me0langgar norma-norma yang menjadi panutan dalam kehidupan masyarakat. Penyimpangan seksual meliputi : homoseksual, lesbianisme dan transeksual.

d. Alkoholisme

Alkohol dapat disebut sebagai racun protoplasmik yang mempunyai efek depresen pada sistem syaraf, sehingga orang yang mengkonsumsi minuman alkohol secara berlebihan akankehilangan kemampuan untuk mengendalikan diri, baik secara fisik, psikologis maupun sosial. Hal inilah yang menyebabkan seorang pemabuk sering melakukan keonaran atau keributan bahkan perkelahian hingga pembunuhan karena tidak dapat berfikir secara normal akibat pengaruh alkohol. Oleh karena itu, pemabuk Atau alkoholis ( pecandu alkohol) maupun pengedar minuman keras dianggap melanggar norma-norma sosial dalam masyarakat.

e. Penyalahgunaan Narkotik

Penyalahgunaan narkotik dapat disebut penyimpangan perilaku karena melanggar norma hukum yang berlaku di masyarakat. Penggunaan obat-obatan jenis narkotik telah diatur dalam seperangkat peraturan yang sifatnya formal. Oleh sebab itu, penggunaan narkotik hanya dianggap sah apabila digunakan untuk kepentingan medis (pengobatan) di bawah pengawasan ketat pihak berwenang seperti dokter.

f. Hubungan seksual sebelum nikah

Dalam lingkungan masyarakat yang bernorma, hubungan seksual sebelum atau di luar nikah tidak dapat dibenarkan, khususnya norma agama, sosial maupun moral dan dianggap sebagai bentuk penyimpangan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Hubungan seksual akan dianggap sah dan dibenarkan apabila seseorang sudah resmi menikah. Jenis hubungan seksual semacam ini dapat berupa : pelacuran, kumpul kebo dan perkosaan.

5. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang

Menurut Bruce J. Cohen (1992) perilaku menyimpang terdiri dari 4 (empat) bentuk, yaitu :

a. penyimpangan primer

Dalam beberapa hal mungkin seseorang melakukan tindak-tindak penyimpangan, namun penyimpangan itu hanya bersifat temporer dan tidak terulang. Penyimpangan jenis ini disebut penyimpangan, individu yang melakukan tindak penyimpangan ini masih tetap sebagai orang yang dapat diterima secara sosial , yaitu orang yang gaya hidupnya tidak didominir oleh pola perilaku menyimpang. Orang semacam itu tidak akan menganggap dirinya sebagai orang yang menyimpang. Contohnya orang yang kadangkala mengurangi besarnya pajak pendapatannya, mengemudikan kendaraan melampaui batas kecepatan maksimum, terlalu banyak minum dalam pesta, memalsukan pembukuan.

b. Penyimpangan sekunder

Dalam bentuk penyimpangan sekunder,seseorang secara khas memperlihatkan perilaku menyimpang dan secara umum dikenal sebagai seseorang yang menyimpang. Masyarakat tidak bisa menerima dan tidak menginginkan individu-individu semacam itu. Contoh penyimpangan sekunder Bila seseorang yang minum alkohol terlalu banyak dalam pesta dan melanjutkan minumnya secara berlebihan di rumah, di tempat bekerja dan pada peristiwa-peristiwa sosial lainnya, dianggap oleh orang-orang yang sekitarnya sebagai seorang pemabuk, maka ia telah memasuki tahap penyimpangan sekunder. Julukan sebagai seorang penyimpang akan benar-benar diberikan ketika semacam itu ditangkap karena mengemudi dalam keadaan mabuk, terbukti bersalah dalam sidang pengadilan, dan dikirim ke lembaga perawatan orang-orang yang kecanduan alkohol.

c. Penyimpangan individual

Bila seseorang secara perseorangan menyimpangdari norma-norma sub-kebudayaan yang telah mapan, dan nyata-nyata menolak norma-norma tersebut, ia disebut sebagai penyimpang individual. Contohnya pemerkosa yang bertindak sendirian, mencari mangsanya dan akhirnya melakukan tindak pidana tersebut. Ia bertindak merencanakan dan melaksanakan kejahatan tersebut dengan siapapun, tetapi bertindak secara mandiri.

d. Penyimpangan kelompok

Kelompok yang beraksi secara kolektif dengan cara yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku dianggap sebagai melakukan penyimpangan kelompok. Geng-geng kejahatan dapat dijadikan contoh penyimpangan kelompok-kelompok.

6. Faktor Penyebab yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini :

a. Lingkungan pergaulan

Setiap manusia yang hidup dan berkembang, tidak terlepas dari lingkungan pergaulan, baik dengan teman sepermainan maupun dengan teman sekolah. Proses pergaulan yang terjadi ini tidak semuanya berjalan secara baik. Seorang anak yang belum matang kepribadiannya, sangat gampang dipengaruhi oleh teman dalam lingkungan pergaulan. Pengaruh positif dan negatif dapat dijumpai di lingkungan ini. Lingkungan pergaulan yang dimasuki seorang anak adalah lingkungan yang sehat maka seorang anak berkembang secara sehat juga. Tetapi apabila lingkungan yang dimasukinya tidak sehat maka anak yang bersangkutan bertumbuh juga secara tidak sehat.

b. Dorongan ekonomi

Kehidupan ekonomi yang tidak mapan merupakan salah satu faktor yang membuka peluang bagi seseorang untuk melakukan perilaku menyimpang. Misalkan, ada orang yang berusaha mencuri sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

c. Keinginan untuk dipuji

Kelompok remaja merupakan kelompok yang masih mencari indentitas diri. Mereka melakukan sesuatu yang sifatnya menyimpang supaya dilihat dan dipuji oleh orang lain. Contoh, seseorang yang berusaha merokok supaya dipuji oleh teman.

d. Pelabelan

Pelabelan atau pemberian cap tertentu pada seseorang atau kelompok orang sangat berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya perilaku menyimpang. Contoh, seorang perempuan pernah terlibat sebagai pelacur kemudian bertobat dan hidup membaur dengan masyarakat umum, akan mendapat pelabelan tertentu oleh masyarakat. Terhadap pelabelan ini maka perempuan yang bersangkutan merasa tidak tahan di dalam kehidupan masyarakat dan berusaha hidup kembali di lembah hitam (sebagai pelacur) karena masyarakat telah memberikan cap yang jelek terhadapnya.

e. Gangguan jiwa atau mental

Perilaku menyimpang bisa terjadi karena faktor kejiwaan yang tidak sehat. Pola perilaku yang ditampilkan, umumnya bertentangan dengan norma baku yang berlaku dalam masyarakat dan orang yang melakukan ini di luar batas kesadaran. Setiap perbuatan yang dilakukan tidak bisa dipertanggung-jawabkan.

f. Pengaruh media massa

Pengaruh media massa terhadap kepribadian dan pola perilaku seorang individu sangat kuat. Beberapa tayangan TV yang menjurus pada perilaku menyimpang, umumnya berhasil ditiru oleh anak-anak bahkan oleh orang dewasa.

Satu Tanggapan to “Perilaku Menyimpang Pada Remaja”

  1. sumbernya gan


Tinggalkan komentar